William Soeryadjaya atau Om William
biasa ia dikenal, merupakan sosok entrepreneur sejati dan telah berkontribusi
besar bagi kemajuan bangsa ini. Ia adalah bapak profesionalisme Indonesia. Yang
paling dikenang dari anak Majalengka ini adalah kreasi terbesarnya, yaitu Astra
Internasional karena turut memakmurkan negara dan bangsa Indonesia. Bukan
hanya kegigihannya dalam mendirikan Astra International, melainkan prinsip
dalam berbisnis yang membuatnya sangat ‘nyeleneh’ dari tipikal pengusaha
umumnya. Dirangkum dari buku Man of Honor dan artikel mengenai William
Soeryadjaya (WS), berikut pelajaran yang akan membuat Anda berdecak kagum
dibalik kebesaran Astra International.
1. Profit adalah
Cara Mencapai Tujuan bukan Tujuan Akhir.
Seorang
entrepreneur sejati tidak akan pernah menempatkan profit sebagai tujuan.
Profit memang sangat penting bagi kehidupan perusahaan, tanpa profit maka
perusahaan akan gulung tikar, namun profit bukanlah tujuan akhir. Profit Astra
International telah digunakan untuk mewujudkan idealisme WS tersebut. Ini
sejalan dengan riset Jim Collins yang dituangkan dalam buku “Built to
Last” yang mengatakan bahwa perusahaan yang mampu bertahan dan terus
berkembang selama ratusan tahun adalah yang meletakkan profit sebagai
cara untuk mencapai misi atau tujuan mengapa mereka didirikan. Dengan demikian,
kini Anda mengetahui mengapa Astra International dapat terus berkembang dan
bertahan selama puluhan tahun.
2. Pemimpin
harus menciptakan Lapangan Pekerjaan.
Dinyatakan
bahwa terdapat dua prinsip yang dipegang teguh oleh William Soeryadjaya dalam
berbisnis dan ini bukan omong kosong belaka karena telah ia jalankan dengan
konsisten di Astra sehari-hari:
- Uang
bukanlah yang terpenting melainkan kesejahteraan prosperity) karyawan dan
bangsa
- Memperlakukan karyawan
selayaknya manusia
- Profesional
dan Penguasa itu terpisah namun Saling Mendukung, ketika di awal tahun
1990, para guru manajemen mulai berbicara mengenai profesionalisme di perusahaan
keluarga, WS sudah menegakkan itu dari jauh hari di pertengahan tahun
1970an. Ia menjunjung tinggi profesionalitas dan manajemen, ini
ditunjukkan dengan ‘keikhlasan’ untuk melepas kuasa operasional kepada
para eksekutif dimana 80% dari mereka bukan keluarga. Para profesional
diberi kebebasan untuk bertindak apa yang menurutnya baik dan WS tidak
pernah mengintervensi kewenangan para profesional tersebut. Ia memahami
batas peran owner dan profesional demi kemajuan Astra International.
- Bisnis
harus mensejahterakan Bangsa. Bisnis itu harus berdampak bagi kemajuan
bangsa, itulah keyakinan Om William yang akhirnya mendirikan Yayasan
Dharma Bakti Astra di tahun 1980. Yayasan ini merupakan terjemahan dari
idealisme WS bahwa Astra International harus mampu memakmurkan bangsa.
Namun, alih-alih ini bersifat filantropi, WS justru menginginkan yayasan
ini mampu mengangkat derajat ekonomi seseorang dengan tidak memberikan
ikan melainkan kail.
- Kehormatan
diatas segalanya. Demi kehormatan keluarga, WS harus dan telah rela
kehilangan kreasi terbesar dia, Astra International, dan dengan perlahan
melunasi dana nasabah yang telah hilang dari kantong pribadi, tindakan ini
termasuk mulia dan profesional dan sangat berbanding terbalik dengan kasus
Bank lainnya ataupun pelarian dana keluar negri. Ini tentu tidak akan
terlaksana bila Anda tidak memandang kehormatan itu adalah segala-galanya.
0 comments:
Post a Comment