Organisasi itu tumbuh bukan hanya
dengan makin banyaknya jumlah outlet dan kantor cabang, bukan pula dihitung
dari jumlah karyawan yang besar atau tingginya Revenue(Pendapatan)
perusahaan dari Barang dan Jasa yang diproduksi. Kualitas manusia bukan lagi
sekedar pelengkap organisasi dalam berkembang, namun sudah
menjadi Intangible Asset yang penting.
Kualitas Man
Power lebih penting daripada Kuantitasnya, hal ini sangat berhubungan
langsung dengan Tingkat Produktivitas masing-masing Individu. Kualitas
Individu dalam perusahaan terkait langsung pula dengan Pengetahuan dan Wawasan
mereka dalam mencapai Performa atau Kinerja. Kinerja ini adalah turunan
dari Pengetahuan yang didapat dari belajar sendiri atau melalui
Pelatihan (Training) yang disediakan perusahaan. Pada akhirnya
dengan Transfer Knowledge yang sempurnalah akan berdampak pada roda
bisnis perusahaan yang bergulir simultan dan maksimal.
Definisi
mengenani Transfer Knowledge
Menilik
istilahnya maka Transfer Knowledge berarti Pengalihan Pengetahuan dari pihak
yang lebih tahu dan berpengalaman kepada Juniornya atau orang baru.
Transfer Knowledge ini dapat dilakukan secara resmi atau non formal seperti:
·
Training
Pelatihan Karyawan Baru (Orientasi)
·
Training
Promosi Jabatan
·
Training
Rotasi Jabatan
·
Diskusi
dan Tukar Pikiran
·
Dan
lainnya.
Secara
umum setiap organisasi akan melakukan Transfer Knowledge baik
langsung atau tidak langsung karena akan mempertahankan Kinerja,
Pencapaian, Posisi Pasar dan lainnya. Seorang Supervisor tentu ingin bekerja
dengan efektif dan efisien sehingga akan memaksimalkan kemampuan (Capacity and
Capability) anggotanya dalam bekerja dan berkarya, melalui cara-cara yang Mudah
namun Efektif dalam penjelasan Tugas dan Fungsi. Namun dengan adanya
mobilitas yang tinggi dan makin rendahnya loyalitas kerja, maka perpindahan
pengetahuan ini tidak selalu berjalan baik dan tepat sasaran.
Generasi
Baru seakan makin kehilangan dasar-dasar penting Organisasinya sehingga tampak
sering mereka bermanuver sendiri dalam mencapai kinerja. Terlebih makin
seringnya pula mereka berpindah-pidah kerja sebelum betul-betul mendalami
bidangnya. Sedangkan Generasi Lama cenderung lebih memikirkan masa persiapan
pensiun mereka daripada memberikan Warisan Pengalaman dan Pengetahuan yang
notabene belum cukup dimiliki para Young Generation ini. Banyak
Organisasi yang belum memiliki Strategi dan Rencana Pengelolaan Transfer
Pengetahuan sehingga banyak bisnis akan menghadapi hilangnya Pengalaman dan
Pengetahuan dalam Skala yang belum pernah terjadi.
Beberapa
hal yang perlu disiapkan para Eksekutif Top sebuah perusahaan, karena
pengetahuan tidak menular dengan sendirinya dari generasi lama ke generasi baru
yakni:
·
Identifikasi
dan Evaluasi Pengetahuan yang akan ditularkan
·
Validasi
dan Dokumentasi Pengetahuan yang dimiliki
·
Keterlibatan
kedua pihak (Pemberi dan Penerima)
Proses Lama
dan Proses Rumit
Anda
tentu berpikir bahwa Proses Transfer Knowledge ini seolah akan menyita banyak
Waktu dan Rumit dalam pelaksanaannya. Tidak semuanya salah, namun tidak juga
Anda perlu berkecil hati dalam melakukan Transfer Knowledge ini, karena semua
dapat dilakukan dengan cepat dalam praktiknya. Hanya saja dalam bidang
tertentu perlu dilakukan usaha lebih seperti membuat Buku Panduan (Manual
Guideline). Selain itu perlu disikapi adanya kompleksitas antar generasi
saat ini yang ditemui di banyak perusahaan, yaitu Generasi Baby Boomer,
X-Generation, Y-Generation dan Platinum Generation. Pola Pikir dan
Pola Belajar masing-masing generasi ini berbeda dan unik, sehingga perlu Gaya
dan Adaptasi yang spesisik pula.
Transfer
Knowledge dipergunakan untuk memperlancar pertumbuhan bisnis, meningkatkan
efektivitas dan produktivitas, memperbesar Pendapatan dan Profit, yang
mana semuanya berperan dalam Kesinambungan (Sustainable), Kinerja (Performance) dan
Inovasi(Innovation).
0 comments:
Post a Comment