Alkisah suatu ketika ada seorang
pelukis yang baru saja tamat dari kursus melukis. Dia menghabiskan waktu selama
3 hari untuk melukis pemandangan yang indah. Dia ingin mengetahui apa pendapat
khalayak ramai mengenai keterampilannya melukis.
Dia
meletakkan lukisannya itu di sebuah persimpangan jalan yang ramai. Dan dia
meletakkan papan dengan tulisan yang cukup besar di bawah lukisan itu, “Saya
melukis pemandangan ini. Karena saya masih baru dalam profesi ini, saya mungkin
membuat beberapa kesalahan dalam coretan saya. Tolong Anda menandai kesalahan
yang Anda lihat dengan tanda silang.”
Ketika
dia kembali di sore harinya untuk mengambil lukisannya,dia benar-benar terkejut
dan hancur semangatnya melihat seluruh kanvasnya penuh coretan dan ada beberapa
orang yang bahkan menuliskan komentarnya di lukisan tersebut.
Dengan patah semangat dan putus asa dia membawa lukisan itu ke rumah gurunya dan … menangis sedih. Artis muda ini dengan sulit berkata kepada gurunya, “Saya tidak berguna. Semuanya sia-sia dan bila semua yang telah saya pelajari itu yang diperlukan untuk menjadi pelukis, saya tidak akan menjadi pelukis yang baik. Masyarakat telah menolak saya mentah-mentah. Saya merasa sepertinya lebih baik saya mati saja.”
Sang
guru tersenyum dan berkata, “Anakku, aku akan membuktikan bahwa kamu adalah
seniman yang hebat dan telah belajar melukis tanpa cacat. Kerjakan apa yang
kukatakan kepadamu tanpa bertanya. Aku jamin.” Walaupun enggan, seniman muda
ini setuju. Dua hari kemudian, di pagi hari dia membawa replica lukisan semula
kepada gurunya. Sang guru menerimanya dengan gembira dan tersenyum. “Ayo, ikut
aku,” kata gurunya.
Mereka
sampai di persimpangan jalan yang sama, di pagi hari dan memamerkan lukisan itu
di tempat yang sama. Sang guru meletakkan papan bertuliskan, “Saudara-saudara,
saya melukis pemandangan ini. Oleh karena saya baru dalam profesi ini, saya
mungkin telah melakukan beberapa kesalahan dalam goresan saya.
Saya
menyediakan kotak berisi cat dan kuas di bawah. Saya mohon bantuan Saudara. Bila
Saudara melihat ada kesalahan, silakan mengambil kuas dan mengoreksinya.” Guru
dan murid ini kemudian berjalan pulang.
Keduanya
kembali ke tempat yang sama sore harinya. Seniman muda ini tercengang melihat
bahwa tidak satu koreksian pun yang telah dilakukan orang. Mereka meletakkan
lukisan itu di sana keesokan harinya dan di sore harinya tetap tidak ada orang
yang mengoreksi. Mereka melanjutkan aksi itu selama sebulan dan tetap tidak ada
orang yang mengoreksi!
Inti
dari cerita ini:
Orang
mudah melontarkan kritik, tetapi TIDAK MAMPU UNTUK MEMPERBAIKI!
Kalau sedang menonton pertandingan olahraga di televisi, banyak orang yang berkomentar macam-macam, seakan-akan dia lebih mahir dari pemain yang bersangkutan.
Oleh
karena itu jangan terbawa atau menilai diri Anda berdasarkan pada kritik orang
lain dan mengalami depresi. Nilailah diri Anda sendiri.
1 comments:
The Wizard of Odds: Casino Site Review for 2021 - LuckyClub
The Wizard of Odds has been offering casino luckyclub.live slots for years and has been a great source of information to players since 1998. This site has
Post a Comment