Banyak hal yang menjadikan Anda
ingin sukses dalam memimpin atau menjadi pemimpin. Selain faktor ilmu dan
pengetahuan, ketrampilan, wawasan, maka ambisi juga diperlukan untuk
mensukseskan kepemimpinan Anda. Dan yang terpenting tidak boleh
ditinggalkan dalam membangun kepemimpinan Anda adalah tulus untuk memaafkan
orang lain yang berbuat salah. Tidak setiap orang akan mampu bertahan
untuk selalu benar dalam tindakan atau kata-kata, karena ini adalah sifat alami
manusia yang akan kedapatan salah atau khilaf.
Pelanggaran
dan penyimpangan proses dan prosedur merupakan sebuah dinamika dalam
kepemimpinan Anda. Sedemikian perlu Anda lakukan beberapa hal terkait
tugas dan tanggung jawab Anda memimpin tim, sebagaimana dikuti dari
inc.com.
1.
Membangun Budayakan Mengakui Kesalahan.
Hal
terburuk yang mungkin terjadi dalam mengelola organisasi adalah Anda menemukan
adanya pelanggaran atau kesalahan, lama setelah hal tersebut terjadi. Tindakan
menutup-nutupi sebenarnya bisa berakibat lebih buruk daripada dampak dari
pelanggaran itu sendiri. Bisa saja hal tersebut akan menimbulkan rasa saling
curiga dan tidak percaya satu sama lain di masa depan.
Seorang leader yang baik akan mampu menciptakan atmosfir kerja yang
memungkinkan para anggota tim untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat dengan
tanpa tekanan. Kemudian, Anda sebagai pemimpin juga berkewajiban untuk
memberikan umpan balik (feedback) dan evaluasi sehingga para anggota tim merasa
tenang untuk mengungkapkan ketidaknyamanan yang dirasakan dan melihat adanya
kesempatan untuk berkembang di organisasi tersebut.
2.
Hilangkan Kebiasaan “Perlu Penjelasan”.
Kadang,
pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan terjadi tanpa perlu adanya penjelasan
lebih lanjut. Sesuatu yang terjadi begitu saja tanpa sanggup dikontrol dan Anda
pun sebenarnya tidak memperoleh keuntungan apapun dengan mengorek penjelasan
dari pembuat kesalahan. Melihat pada kesalahan memang baik namun akan lebih
berguna apabila Anda berkonsentrasi lebih pada kemungkinan untuk berbuat lebih
baik di masa depan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
3.
Permintaan Maaf dengan Tindakan.
Bahkan
perkataan “Saya minta maaf” akan terdengar hambar dan kurang bermakna ketika
itu diungkapkan terlalu sering. Masih lebih baik jika orang tersebut
menyampaikannya dengan tulus, hanya saja kadang tidak seperti itu. Mereka
berucap tanpa diikuti dengan tindakan-tindakan yang menunjukkan keseriusan
untuk mengubah perilakunya. Seorang pemimpin harus peka dengan hal tersebut.
Permintaan maaf tidak harus disampaikan melalui kata-kata melainkan bisa juga
dengan tindakan. Misalnya dengan menunjukkan kinerja yang lebih baik atau
menjadi lebih peduli terhadap kebijakan yang pernah dilanggar.
4.
Memacu Anggota Tim untuk Bangkit.
Orang
yang tekun adalah mereka yang berani keras pada diri sendiri. Ketika mereka
telah mengacaukan sesuatu dalam hidupnya, mereka tahu bagaimana cara untuk
bangkit dari situ. Pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa membangkitan para
pembuat kesalahan dari keterpurukan. Meyakinkan mereka bahwa dengan kegagalan
yang telah diperbuat, mereka masih berkesempatan untuk menjadi yang terbaik
dalam bidang yang sama.
5.
Temukan Langkah Masa Depan Lebih Baik.
Dengan
berulang kali menggali kesalahan, menyesali, membicarakan tanpa melakukan
sesuatu untuk mengubahnya seseorang tidak akan pernah sukses. Jadi, daripada
pusing memikirkan kesalahan yang lalu-lalu, akan lebih menguntungkan apabila
Anda berfokus pada jalan keluar yang bisa dilakukan untuk memiliki kinerja
lebih baik di masa datang.
Tugas
sebagai pemimpin, mengembalikan kepercayaan anggota tim sehingga tidak
menganggap kegagalan sebagai batu sandungan bagi masa depan.
0 comments:
Post a Comment