Fajar
Handika adalah seorang pengusaha asal Yogjakarta yang merupakan pendiri usaha“Foodfezt”.
Foodfezt sendiri adalah sebuah resto ala foodcourt yang berkonsep outdoor yang
berdiri ditahun 2007. Sebelum menjadi pengusaha foodcourt sendiri, Fajar pernah
menjadi seorang penjaga warung internet, tetapi ia tak puas dengan penghasilan
yang ada, sehingga ia pun membuka sebuah kafe, sayangnya omset yang didapat
hanya sedikit. Begitu pula dengan bisnis angkringan yang ia jalani, nasibnya
serupa dengan kafe tersebut yang mana berakhir dengan kegagalan. Rupanya jiwa
wirausaha yang kuat yang ada dalam diri Fajar tidak membuat ia menyerah dan
berganti haluan dari dunia kewirausahaan.
Keinginan Fajar untuk membuka usaha kuliner sendiri berawal dari
hobinya yang suka makan. Seringnya makan bersama teman-temannya di Foodcourt
inilah yang menginspirasi Fajar untuk mendirikan Foodfezt. Mengamati bagaimana
sulitnya menemukan satu restoran yang dapat menyediakan vasiasi menu dan
menyatukan selera makan orang yang berbeda-beda. Maka timbullah idenya
untuk membuat konsep sebuah restoran ala foodcourt.
Untuk mewujudkan ide tersebut, Fajar terlebih dahulu melakukan
survey untuk mengetahui menu makanan apa saja serta brand gerai yang banyak
disukai masyarakat di kotanya, yaitu Yogyakarta. Setelah semuanya beres, ia pun
mengajak beberapa brand untuk mengisi tenant di foodcourtnya. Akhirnya
berdirilah Foodfezt. FoodFezt adalah semacam tempat makan; seluas 1.400 meter
persegi dengan kapasitas 300+ orang. Dibangun dengan konsep outdoor dan garden
atmosphere, parkir yang luas, dipenuhi dengan 11 stall dan 1 bar yang
terseleksi dengan spesialisasi makanan serta minuman dengan lebih dari 100
variasi menu.
Meski kosepnya terlihat sederhana dengan mendirikan outdoor
foodcourt, ternyata pelayanan yang diberikan cukup mewah dan berteknologi
tinggi. Dengan sistem yang dinamakan “FoodFezt Integrated Kitchen System” atau FIKS, pengunjung mendapat
kemudahan dalam proses pemesanan, kecepatan saji dan pembayaran makanan yang
mana para waiter langsung terhubung ke dapur dengan menggunakan PDA. Penggunaan
teknologi ini juga berefek domino, karena manajer juga langsung bisa memonitor
transaksi pembelian secara real time. Selain itu, penggunaan teknologi ini
secara langsung menghemat penggunaan kertas yang selama ini dicanangkan oleh
pemerintah.
Sejak awal didirikan FoodFezt sudah memiliki kosep “green state
of mind” dengan tidak lagi menggunakan jasa penyejuk udara. Kemudian FoodFezt
juga sudah tidak menggunakan styrofoam sebagai wadah makanan namun diganti
dengan packaging yang foodgrade, aman bagi lingkungan dan aman bagi makanan,
leakproof, dan microwaveable. FoodFezt juga turut mensosialisasikan pengggunaan
paperbag sebagai pengganti kantung plastik, yang dipakai ulang oleh pelanggan
untuk keperluan lain.
Di Foodfezt sendiri ada ratusan macam jenis makanan yang
disediakan, mulai dari makanan tradisional hingga makanan yang berasal dari
Eropa dan timur tengah. Dalam sehari, tercatat 500an pengunjung memadati
foodcourt yang ia kembangkan ini. Dengan mengambil keuntungan sebesar 20% dari
gerai yang bekerjasama di Foodfezt, tercatat alumni SMAN 6 Yogyakarta itu bisa
memperoleh pengasilan lebih dari 400 juta rupiah per bulannya.
Dengan memilih lokasi strategis yaitu jalan Kaliurang
Yogyakarta, FoodFezt hadir dengan menawarkan bermacam menu, suasana yang beda,
layanan cepat, dan fasilitas yang memiliki keunikan tersendiri dari resto mana
pun. Dipenuhi dengan berderet stall yang terseleksi dengan spesialiasi makanan
masing-masing dan minuman khas FoodFezt, membuat FoodFezt mampu menyajikan 100
lebih menu pilihan yang memiliki cita rasa tinggi untuk para penikmat kuliner.
Selain bisnis foodcourt yang mana berhasil dikembangkan Fajar di
beberapa kota lain, seperti Jakarta, Malang, dan Bandung, Fajar juga memiliki
usaha lain yaitu “Kedai Kopi Tiam Oey” yang mana bekerja sama dengan perusahaan
besar, yaitu Nestle serta Bondan Winarno yang merupakan seorang pengamat
kuliner terkenal. Atas prestasi ini, Fajar mendapat penghargaan dari Wirausaha
Muda Mandiri sebagai runner-up “Kelompok Pascasarjana dan Alumni kategori
Boga”.
0 comments:
Post a Comment