BANYAK orang bisa menjadi
pemimpin. Namun, berapa banyak yang bisa memimpin dengan sukses sekaligus menjadi
inspirasi bagi orang banyak? Perubahan ekonomi, termasuk krisis global, mau tak
mau banyak memberi perubahan bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang memilih
untuk mencari karyawan-karyawan dengan keterampilan tinggi dan ide-ide segar
agar perusahaan bisa bersaing di dunia industri. Kondisi ini tidak hanya
terjadi di perusahaan-perusahaan besar atau multinasional. Bahkan perusahaan
yang lingkupnya lokal pun, lebih senang memilih karyawan yang punya
keterampilan tinggi. Maka siapa pun karyawan yang hanya memiliki keahlian
pas-pasan, sudah pasti tidak akan mampu bersaing.
Tentu
saja banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan hal ini. Meski begitu, tak
ada pilihan lain selain mengikuti arus yang berlaku. Martha C Wilson, pendiri
dan CEO Transformation Systems, perusahaan yang fokus pada strategi eksekutif
dan organisasi, menyatakan bahwa setiap orang sebenarnya memerlukan perubahan
dalam hidupnya. Dalam pekerjaannya, dia pun mengaku banyak membantu para
karyawan dan para pemimpin untuk melakukan perubahan yang radikal dalam
perusahaannya. “Tak peduli bidang pekerjaan Anda, tujuan perubahan tersebut
jelas, yaitu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan
sesuatu semaksimal mungkin dengan risiko seminimal mungkin. Jika ini bisa dilakukan,
bahkan mereka yang tidak menyukai perubahan akan mau melakukannya,” ujar
Wilson, seperti dikutip dari womensmedia.com.
Menerima
perubahan yang berkelanjutan
Perubahan
yang menguntungkan hanya akan terjadi jika perubahan tersebut berjalan terus
menerus atau berkelanjutan. Namun, perubahan yang terlalu cepat justru akan
memakan ongkos yang mahal dan membuat perubahan terbaik tidak akan mudah
dicapai. “Cara terbaik ialah dengan melakukan perubahan kecil tiap hari.
Ciptakan dalam diri Anda atau dalam budaya perusahaan, yang menekankan
perubahan yang kecil, tapi terus-menerus dan berhubungan satu dengan yang
lain,” tegas Wilson.
Tentu
saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Pilihannya hanya ada dua, sukses atau
gagal. Nah, agar perubahan yang dijalankan bisa berjalan sukses, yang terlebih
dahulu harus diubah ialah gaya kepemimpinannya. Dengan kata lain, sang
pemimpinnya lah yang harus terlebih dahulu mengubah dirinya. Pemimpin di sini
bisa berarti segala hal. Bahkan Anda pun bisa disebut pemimpin bagi diri Anda
sendiri. Lagi pula, menurut Wilson, jika dalam satu kelompok ada orang yang
memiliki keahlian lebih dibanding yang lain, maka dia bisa menjadi pemimpin.
Jika hal ini terjadi pada Anda, maka gunakan kesempatan ini untuk memimpin.
Memimpin
dengan memberi contoh
Kepemimpinan
yang baik ialah kepemimpinan yang dekat dengan mereka yang dipimpinnya. Jika
Anda adalah seorang pemimpin dan menginginkan tim yang solid, penuh talenta dan
ide-ide segar, maka sebelumnya Anda harus menunjukkan bahwa Anda memiliki ide-ide
yang segar. Intinya, sebelum Anda menuntut bawahan Anda, tuntutlah diri sendiri
untuk melakukan hal tersebut dan tunjukkan bahwa Anda berhasil melakukannya.
Dengan begitu, bawahan Anda akan menghargai dan menaruh kepercayaan kepada
Anda. Hal ini juga untuk memberikan semangat bekerja dan berusaha kepada
mereka.
Evaluasi
diri
Agar
Anda mampu memberi contoh, lakukan evaluasi diri terlebih dahulu. Coba teliti
diri Anda, apakah tujuan kerja Anda sudah jelas dan fokus? Seberapa besar
komitmen Anda terhadap rencana yang sudah ditetapkan? Apakah Anda punya
semangat yang tinggi untuk melakukannya? “Jika Anda sudah mampu menjawab dengan
jujur pertanyaanpertanyaan tersebut sekaligus mengakui kelemahan dan kelebihan
Anda, maka Anda baru akan mampu membuat perubahan dalam hidup dan perusahaan
Anda,” tandas Wilson. Semakin Anda memahami diri sendiri, maka Anda semakin
mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, Anda pun akan
lebih siap menghadapi rintangan saat melakukan perubahan tersebut.
Belajar
dari kesalahan
Tentu
saja perubahan yang terus-menerus akan membuat Anda terus-menerus belajar.
Belajar berarti Anda harus siap menerima kenyataan bahwa Anda bisa saja
melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut harus melahirkan sebuah pelajaran baru
bagi Anda. Selanjutnya, hikmah dari kesalahan tersebut harus bisa membuat Anda
menjadi setingkat lebih baik. Yang harus diperhatikan, jika Anda gagal, maka
hal ini akan berpengaruh kepada bawahan Anda. Karena itulah, Anda juga harus
menanamkan pola pikir belajar terus-menerus dan tidak takut menghadapi
kesalahan sebagai bagian dari jalan menuju sukses. Anda harus belajar melihat
sisi lain dari kegagalan, kesalahan, ketakutan, dan kekhawatiran. Pembelajaran
ini akan menuntun Anda pada kesadaran, kepedulian, dan kesabaran.
“Jika
hal ini sudah Anda dapatkan, maka Anda akan menginspirasi orang-orang di
sekeliling Anda. Stres bisa jadi malah akan meningkatkan energi dan semangat,
kesalahan bisa menjadi pelajaran, dan Anda bisa mengartikan sebuah ketakutan
menjadi suatu hal yang positif,” tegas Wilson.
Jika
Anda bisa menularkan sikap positif ini ke banyak orang, maka Anda akan dianggap
sebagai orang yang inspiratif. Sekali lagi, intinya ialah Anda harus melihat
diri Anda dulu, memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, sebelum memperbaiki
orang lain.
“Ingatlah,
satu-satunya cara untuk menjadi pemimpin bagi orang lain, itu artinya Anda
harus bisa menjadi pemimpin untuk diri sendiri dulu,” tutup Wilson. (int)
0 comments:
Post a Comment