Pernah perhatikan angsa di
daerah bermusim empat yang selalu terbang ke selatan ketika musim dingin? Mereka
menggunakan formasi V. Ada angsa yang terbang paling depan dan di belakang angsa
itu ada dua angsa dan di belakang masing-masing dari dua angsa tersebut ada satu
ekor angsa dan terus sampai ke belakang. Biasanya jumlah angsa tersebut sampai
11 ekor dan membentuk huruf V.
Mengapa demikian? Kepak sayap dari
angsa yang di depan akan mengelevasi angsa yang di belakangnya. Begitu juga
dengan angsa di baris kedua, walaupun mengepakkan sayap dengan tenaga yang lebih
ringan tetap saja akan dapat mengelevasi angsa di baris berikutnya. Ini
mengakibatkan angsa yang paling belakang sama sekali tidak perlu mengepakkan
sayap. Dia hanya perlu merentangkan sayap selebar mungkin untuk mendapatkan daya
elevasi dan sayapnya yang aerodinamis tadi akan tetap membuatnya
terbang.
Itu berarti semakin ke belakang maka
akan semakin ringan beban untuk terbang. Ketika angsa terdepan mulai mengalami
kelelahan maka dia akan menurunkan ketinggian terbangnya sehingga formasi itu
melewatinya. Ketika itu pula salah satu dari dua angsa yang di belakangnya akan
terbang lebih cepat untuk menjadi angsa terdepan. Barisan itu pun akan maju
sehingga angsa yang terbang rendah tadi dapat masuk menjadi angsa paling
belakang dari barisan itu.
Dengan demikian mereka dapat terbang cukup lama tanpa harus beristirahat. Mungkin ketika malam sudah terlalu larut saja mereka akan beristirahat untuk mengumpulkan tenaga yang akan mereka gunakan esok hari.
Dengan demikian mereka dapat terbang cukup lama tanpa harus beristirahat. Mungkin ketika malam sudah terlalu larut saja mereka akan beristirahat untuk mengumpulkan tenaga yang akan mereka gunakan esok hari.
Pernahkah Anda menyadari bagaimana
bila mereka terbang sendiri? Mungkin mereka akan terlalu lama berada di wilayah
yang empat musim dan ketika salju mulai turun mereka belum sampai di selatan.
Atau bahkan mereka sudah mati kelelahan karena tidak ada yang
membantu.
Begitu pula dengan bisnis. Ketika
seseorang hanya berbisnis sendiri maka dia harus berusaha sendiri. Mulai dari
pembiayaan, pencarian sumber daya, pengolahan hingga pendistribusian dilakukan
sendiri. Anda pasti akan kelelahan.
Belum lagi bila bisnis yang Anda
masuki adalah bisnis yang diminati oleh banyak orang karena menghasilkan margin
laba yang cukup tinggi. Anda akan benar-benar kelelahan, karena Anda juga harus
sendirian berhadapan dengan kompetitor.
Seorang teman saya berbisnis garmen
di Meulaboh. Sekedar informasi kepada Anda yang mungkin belum tahu, Meulaboh
berada di pantai barat pulau Sumatra dan berada
di wilayah Provinsi Naggroe Aceh Darussalam. Wilayah tersebut merupakan wilayah
yang paling parah ketika ada bencana tsunami.
Tentu saja hal itu juga terjadi pada
teman saya. Bukan hanya tokonya tetapi juga seluruh barang dagang yang ada juga
habis dilanda tsunami. Dengan nilai persediaan hampir satu miliar rupiah habis.
Memang tidak semua dari barang tersebut yang dia beli putus, tetapi tetap saja
berarti dia berutang senilai tersebut tetapi tidak ada barang yang dapat dijual
untuk membayar utang itu.
Mari kita lewatkan kesedihan ketika
dia belum menemukan anggota keluarganya yang hilang. Mari kita bicara bisnis
saja. Bagaimana cara membayar utang?
Ternyata seluruh pemasok barang dagangan tadi ketika dihubungi malah menyemangati teman saya itu. Mereka bilang, jangan patah, coba saja lagi usahakan lokasi toko yang baru, andai masih ingin buka toko di sana, juga silakan. Mereka bahkan bersedia mengirimkan barang senilai yang diinginkan teman saya itu.
Ternyata seluruh pemasok barang dagangan tadi ketika dihubungi malah menyemangati teman saya itu. Mereka bilang, jangan patah, coba saja lagi usahakan lokasi toko yang baru, andai masih ingin buka toko di sana, juga silakan. Mereka bahkan bersedia mengirimkan barang senilai yang diinginkan teman saya itu.
Mulailah dia berusaha kembali dari
nol, dari modal pinjaman yang sekarang sudah jauh melampaui nilai satu miliar
rupiah. Memang teman-temannya tidak memberi penghapusan piutang, tetapi
memberikan tambahan barang dagangan.
Apa yang terjadi kemudian? Setelah
satu tahun lebih dia mulai kembali berusaha, maka seluruh utangnya yang lenyap
dibantai tsunami sudah terbayar semua. Begitu pula utang yang timbul sejak dia
mulai usaha lagi, pascatsunami pun telah terbayar. Kehidupan sudah normal
lagi.
Sudah baca tulisan berjudul
“Instrumen Orang Kaya” dan di buku bisnis Kacamata Kuda? Saya ada bicara tentang
bagaimana bila Anda merasa bahwa pasar sudah mulai terbatas dan terlihat mulai
jenuh. Saya memberi saran agar membuat pasar.
Hal yang saya maksud di tulisan itu
terbukti dengan pengalaman teman saya tadi. Karena teman-teman yang memiliki
produk tetap mendukung dengan terus mengirimkan produk walaupun berarti utangnya
bertambah, mereka tetap tenang. Karena mereka percaya bahwa dalam waktu dekat
teman saya itu akan terus berusaha sampai mampu membayar semua utang dan dapat
berdiri sendiri.
Tidakkah Anda belajar dari angsa?
Tidakkah Anda belajar dari Purdi E Chandra dengan rumus MODOL-nya? Purdi
menyatakan bahwa bisnis akan lebih mudah bila dengan MOdal Dari Orang Lain.
Ketika Anda punya kemampuan berbisnis tetapi tidak memiliki modal untuk memulai
usaha, maka MODOL.
Tetapi bagaimana bisa MODOL bila
Anda tidak mempunyai kenalan? Itu berarti modal paling besar bagi Anda adalah
kenalan, dan bangunlah networking.
0 comments:
Post a Comment