Dalam satu kesempatan
workshop seorang peserta wanita bertanya, "Bagaimana caranya
mendapatkan klien banyak untuk bisnis saya?". Pertanyaan
ini cukup mengejutkan yang membuat saya bertanya balik, "Apa yang ibu
dapatkan dari klien yang banyak ini?". Ia spontan
menjawab, "Tentunya uang berlimpah
dong..." Jawaban yang disambut gelak tawa ini sepertinya
memang jawaban normal yang biasa kita dengar dari sebagian besar
orang.
Saya pun meneruskan bertanya, "Dari uang yang
berlimpah ini apa yang sesungguhnya ibu inginkan?" Si ibu
menjawab tanpa ragu-ragu, "Sebetulnya saya ingin membangun sekolah
gratis buat remaja yang kurang mampu. Dalam visi saya sekolah ini mampu
mengajarkan remaja itu bagaimana caranya menjadi entrepreneur sejak mereka
kecil..."
"Waah...sangat mulia sekali tujuan si ibu
ini," pikir saya.
Namun kalau kita amati, si ibu
ini fokus pada tujuan yang salah. Tujuan utama dia adalah membuat sekolah
entrepreneur bagi remaja. Namun fokus dia sekarang tertuju pada bagaimana
caranya mendapatkan klien yg banyak untuk bisnisnya.
Mendapatkan klien
banyak dalam konteks ini bisa kita bilang sebagai tujuan penghantar, bukan
tujuan utama. Setiap hari kita selalu bergerak menuju tujuan. Yang sering kita
tidak aware, apakah pergerakan kita ini menuju tujuan utama atau hanya sekedar
tujuan penghantar. Seandainya si ibu itu fokus pada tujuan utama, tentunya dia
tidak perlu khawatir bagaimana mendapatkan klien. Bisa saja sekolah gratis ini
mendapatkan sponsor atau ada orang yang bersedia menyumbang gedung, atau apa
saja.
Begitu kita menyadari tujuan utama kita dan menaruh perhatian
kesana, segala kemudahan pasti muncul. What you focus on, expands. Pikiran bawah
sadar kita tiba-tiba bergerak sendiri dan mengundang orang-orang disekeliling
untuk tertarik pada apa yang kita kerjakan.
Oleh karenanya, sangat
penting bagi kita untuk selalu bertanya. Bertanya pada diri sendiri, misalnya
"Kenapa saya menginginkan ini?". Ganti "ini" dengan uang, jodoh, karir, atau apa
saja. Pertanyaan ini akan mengundang jawaban yang memberitahu alasan kenapa Anda
menginginkan sesuatu.
Jika alasan yang Anda temukan ternyata tidak
terlalu kuat, teruslah bertanya sampai Anda mendapatkan alasan yang meyakinkan.
Seperti contoh si ibu diatas. Alasan dia untuk mendapatkan klien yang banyak
ternyata tidak cukup kuat. Setelah digali ternyata alasan utamanya
adalah keinginan luhur dia untuk membuat sekolah bagi remaja.
Dengan
menyadari kita punya alasan kuat untuk mencapai sesuatu, pikiran kita menjadi
lebih fokus. Diri kita tidak mudah goyah saat dihadapkan pada rintangan. Alasan
yang kuat seperti lem yang merekatkan diri kita dengan tujuan utama yang ingin
kita capai.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment