Anda mungkin sering mendengar
pernyataan, “Wah, pantesnya kamu yang jadi pemimpin.” atau, “Saya sih maunya
kamu yang jadi pemipin karena aura kepemimpinan kamu terpancar”. Ada banyak
contoh dalam kehidupan karir, di mana seseorang dipandang oleh karyawan lain
sebagai pemimpin mereka walaupun ia hanya sebagai anggota tim. Setiap ide yang
ia ajukan sangat kreatif, dan ia juga menerima setiap kritik dari anggota tim
secara bijak, begitu pula ketika ia menyampaikan kritikannya. Alhasil, setiap arahannya
mampu memberikan semangat bagi Anda untuk mewujudkan kesempurnaan hasil
(outcome).
Di sisi lain, kini banyak juga ditemui seorang pemimpin yang ternyata tak dipandang sebagai seorang pemimpin oleh bawahannya. Setiap arahannya hanya dilihat sebatas perintah tanpa berhasil memicu kesadaran dan semangat dalam menjalankannya. Tak jarang di antara Anda ada yang menyelesaikan tugas dengan menggerutu atau bahkan mengeluh, yang mengakibatkan pekerjaan yang dihasilkan tidak optimal. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan penurunan, bukan hanya dalam anggota tim itu sendiri tapi juga bagi kemajuan perusahaan itu sendiri.
Pertanyaannya
adalah, “Mengapa pemimpin itu tidak dihargai?”. Mungkin ada hal-hal yang
membuat ia tidak dihormati karena pemimpin tersebut kurang memahami dan
menghargai bawahannya. Ia hanya mau dilayani tanpa mau melayani. Ia kurang
memberikan apresiasi pada bawahannya, dan terkadang ia cenderung gengsi untuk
mengakui kelebihan bawahan tersebut.
Anda
dapat membayangkan jika seorang pemimpin memandang anak buahnya yang terkenal
sebagai “trouble maker” sebagai partner kerjanya. Awalnya memang terlihat
sulit, tapi sikap itulah yang seharusnya dipupus. Hal itu merupakan suatu
tantangan bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara seorang
pemimpin bersikap bijak dan mengelola semua unsur negatif menjadi faktor
pendorong bagi terciptanya kekuatan.
Anggaplah
bawahan sebagai sebuah keluarga besar perusahaan. Berikan apresiasi atas
kinerja mereka, karena itu merupakan salah satu cerminan sikap menghargai
bawahan, dan Anda juga akan mendapatkan perlakuan yang sama dari bawahan Anda.
Jadi, “Saya dukung kamu untuk menjadi pemimpin untuk melayani dan dilayani
kami!”.
0 comments:
Post a Comment