Segala
kesuksesan semua berawal dari mimpi, kerja keras, dan doa. 3 unsur inilah yang
membawa pria perantauan bernama Cak Asmo menjadi salah satu pengusaha restoran
ternama di Bali. Dengan memakai nama restoran sesuai namanya, tempat makanan ini
kini menjadi salah satu favorit masyarakat ataupun para wisatawan di Bali.
Restoran Cak Asmo menyediakan lebih dari 100 pilihan hidangan
lezat yang siap disantap oleh para pengunjung tempat tersebut. Namun, siapa sangka
bahwa kesuksesan pria yang satu ini harus dilaluinya dengan perjuangan keras.
Asmo merantau ke kota yang merupakan ikon pariwisata Indonesia
itu sejak tahun 1992 dengan satu tujuan, yaitu mencari nafkah. Pekerjaan
pertamanya di Bali hanyalah membantu sang kakak berjualan mie dan nasi goreng
dengan menggunakan gerobak dorong. Bekerja bagi sang kakak selama 6 bulan, pria
yang hanya lulusan SMA itu akhirnya diberi sebuah gerobak oleh sang kakak agar
ia bisa berjualan sendiri. Asmo yang juga berjualan nasi goreng memilih untuk
menjajakan dagangannya di depan kampus Udayana sehingga yang membeli nasi
gorengnya rata-rata adalah mahasiswa. Bermaksud mengembangkan usaha Asmo
kemudian berpindah tempat, yaitu berjualan di depan sebuah toko. Sayang,
keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena posisinya hanya menumpang
tempat, ia pun harus merelakan tempat jualannya digusur.
Selain berjiwa pengusaha, sebagai seorang Kristiani Cak Asmo
juga memiliki iman yang kuat. Dalam keadaan yang sulit, cak Asmo selalu berdoa
pada Tuhan agar diberikan kelancaran dalam pekerjaannya. Seminggu kemudian
doanya terkabul. Rekan satu gerejanya tiba-tiba memberikan sebuah ruko secara
gratis untuk digunakan Asmo sebagai tempat berjualan. Dari situlah karir Asmo
mulai menanjak. Rumah makan yang didirikan pada tahun 2007 itu berhasil mencuri
perhatian masyarakat Bali. Salah satu alasan dari cepatnya rumah makan Cak Asmo
berkembang adalah selain rajin berdoa, ia juga selalu menghadirkan menu-menu
baru di rumah makannya. Hingga akhirnya rumah makan kecil tersebut menjadi
sebuah depot yang tiap harinya dipadati masyarakat Bali maupun wisatawan.
Sukses dengan depot yang pertama, Asmo membuka satu depot lagi.
Ditengah pengembangan karir yang menanjak, ujian kembali menerpa bagi pria
paruh baya ini. Depot keduanya yang baru saja dibangun ludes terbakar. Diterpa
masalah besar, bukannya membuat Asmo putus asa, malah ia semakin berserah
kepada Tuhan dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Akhirnya iapun mampu
membangun kembali depot yang kedua.
Salah satu kunci sukses dari depot Cak Asmo sendiri adalah
penetapan harga yang terjangkau bagi semua kalangan. Dengan moto “Cita rasa bos, kantong anak kos”,
depot tersebut sukses menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi
oleh para wisatawan dan masyarakat asli Bali. Bahkan beberapa orang berkata, “belum
ke Bali namanya jika belum mengunjungi depot Cak Asmo”.
Meskipun telah sukses Cak Asmo tetaplah seorang pribadi yang
rendah hati, Ia mengatakan bahwa kesuksesannya adalah datang dari Tuhan. “Jika
bukan Tuhan, hidup saya tidak ada apa-apanya,”tambah Cak Asmo. Kini
mantan pedagang nasi goreng ini sudah menjadi pengusaha sukses dan
memperkerjakan lebih dari 60 orang karyawan.
0 comments:
Post a Comment