FREE $25

Thursday, November 8, 2012

9 PENYEBAB KESALAHAN PEMIMPIN

Inilah sembilan penyebab yang disampaikan oleh Napoleon Hill tentang 9 penyebab
kesalahan menjadi pemimpin.

1. Ketidakmampuan mengatur detail-detail pekerjaan.
Untuk menjadi pemimpin yang efisien, kita membutuhkan kemampuan mengatur dan
menguasai detail-detail pekerjaan. Tidak ada pemimppin sejati yang selalu “terlalu
sibuk untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sebagi seorang pemimpin. Jika
pemimpin atau pengikut terlalu sibuk untuk untuk mengubah rencana member
perhatian pada hal-hal yang sifatnya darurat, maka ini adalah indikasi kurangnya
efisiensi. Pemimpin yang sukses harus menguasai segala detai terkait dengan
kedudukannya. Tentu saja, itu artinya kita harus memiliki kebebasan menyerahkan
detail-detail pekerjaan kepada komandan yant cakap.

2. Keengganan memberikan pelayanan yang rendah hati.
Ketika diperlukan, para pemimppin yang benar-benar hebat mau melakukan pekerjaan
macam apapun yang biasanya diperintahkan kepada orang lain. “orang yang paling
hebat diantara kalian adalah orang yang mau menjadi abdi semua orang” adalah
kebenaran yang diperhatikan dan dihormati semua pemimpin yang cakap.

3. Harapan mendapatkan bayaran atas apa yang mereka ketahui bukannya atas apa
yang mereka lakukan dengan sesuatu yang mereka ketahui.
Dunia tak membayar atas apa yang kita ketahui.” Ia membayar kita atas apa yang kita
lakukan, atau atas dorongan kita kepada oraang lain agar melakukan sesuatu.

4. Takut mendapatkan persaingan dari pengikut.
Jika seorang pemimppin takut kalau-kalau salah seorang pengikutnya akan mengambil
alih kedudukannya, maka cepat atau lambat ketakutannya akan terwujud. Para
pemimpin yang cakap biasanya melatih para pengganti yang mungkin akan
meneruskannya, atas kemauannya sendiri. Hanya dengan cara ini para pemimpin bisa
menggandakan diri mereka dan siap berada di banyak tempat, dan bisa perhatian
kepada banyak hal sekaligus. Tidak bisa dipungkiri lagi, jika kita memiliki kemampuan
membuat orang lain bekerja, kita akan mendapatkan bayaran lebih tinggi dari pada
yang kita dapatkan jika melakukan pekerjaan sendiri. Dengan pengetahuan atas
pekerjaan mereka serta daya tarik pribadinya, para pemimpin yang efisien benar-benar
meningkatkan efisiensi orang lain dan mendorong mereka untuk memberikan bukti
lebih banyak dan lebih baik dari pada yang bisa mereka lakukan tanpa ada dorongan
sang pemimpin.

5. Kurangnya Imajinasi.
Tanpa imajinasi, para pemimpin tidak mampu menghadapi keadaan darurat dan
menciptakan rencana-rencana yang bisa dipakai untuk memandu para pengikutnya
secaraa efisien.

6. Egoisme
Para pemimpin yang mengaku berjasa paling besar dalam pekerjaan para pengikutnya
pasti akan dibenci. Para pemimpin yang benar-benar hebat tidak mengaku paling
berjasa. Mereka puas melihat para pengikutnya mendapatkan para pengikutnya
mendapatkan penghargaan, jika memang ada, karena mereka tahu bahwa kebanyakan
orang akan bekerja lebih keras setelah mendapatkan pujian dan penghargaan dari
pada mereka mendapatkan uang.

7. Sikap Berlebihan
Para pengikut tidak menghormati seorang pemimpin yang sikapnya berlebihan.
Terlebih lagi, berbagi bentuk sikap berlebihan bisa menghancurkan daya tahan dan
vitalitas orang-orang yang memperturutkannya.

8. Ketidakpastian
Mungkin, hal ini mestinya muncul pertama kali. Paraa pemimpin yang tidak setia
kepada kelompok dan teman sejawat mereka baik yang kedudukannya di atas atau di
bawah mereka tidak bisa mempertahan lagi kepemimpinan mereka. Ketidakpastian
menjadikan seseorang lebih rendah daripada debu tanah dan dipandang hina.
Kurangnya kesetiaan adalah salah satu sebab utama kegagalan dalam berbagai segi
kehidupan.

9. Sikap menekan “otoritas” sebagai pemimpin
Para pemimpin yang efisien biasanya memimpin dengan memberikan semangat dan
tidak mencoba menanamkan ketakutan di hati para pengikutnya. Para pemimpin yang
mencoba menunjukkan “otoritas”nya kepada para pengikutnya termasuk ke dalam
ketegori pemimpin melalui paksaan. Para pemimpin sejati tidak perlu menunjukkan
fakta itu selain dengan perilaku, simpati, pengertian, keadilan, dan menunjukkan
pengetahuan mereka terhadap pekerjaan.
Itulah sebab-sebab kegagalan yang paling lazim. Satu saja kesalahan ini sudah cukup
untuk menyebabkan kegagalan. Semoga urain ini bisa bermanfaat.


0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...