Inilah sembilan penyebab yang
disampaikan oleh Napoleon Hill tentang 9 penyebab
kesalahan menjadi
pemimpin.
1. Ketidakmampuan
mengatur detail-detail pekerjaan.
Untuk menjadi pemimpin yang efisien,
kita membutuhkan kemampuan mengatur dan
menguasai detail-detail pekerjaan.
Tidak ada pemimppin sejati yang selalu “terlalu
sibuk untuk melakukan hal-hal yang
diperlukan sebagi seorang pemimpin. Jika
pemimpin atau pengikut terlalu sibuk
untuk untuk mengubah rencana member
perhatian pada hal-hal yang sifatnya
darurat, maka ini adalah indikasi kurangnya
efisiensi. Pemimpin yang sukses
harus menguasai segala detai terkait dengan
kedudukannya. Tentu saja, itu
artinya kita harus memiliki kebebasan menyerahkan
detail-detail pekerjaan kepada
komandan yant cakap.
2. Keengganan
memberikan pelayanan yang rendah hati.
Ketika diperlukan, para pemimppin
yang benar-benar hebat mau melakukan pekerjaan
macam apapun yang biasanya
diperintahkan kepada orang lain. “orang yang paling
hebat diantara kalian adalah orang
yang mau menjadi abdi semua orang” adalah
kebenaran yang diperhatikan dan
dihormati semua pemimpin yang cakap.
3. Harapan
mendapatkan bayaran atas apa yang mereka ketahui bukannya atas
apa
yang mereka
lakukan dengan sesuatu yang mereka ketahui.
Dunia tak membayar atas apa yang
kita ketahui.” Ia membayar kita atas apa yang kita
lakukan, atau atas dorongan kita
kepada oraang lain agar melakukan sesuatu.
4. Takut
mendapatkan persaingan dari pengikut.
Jika seorang pemimppin takut
kalau-kalau salah seorang pengikutnya akan
mengambil
alih kedudukannya, maka cepat atau
lambat ketakutannya akan terwujud. Para
pemimpin yang cakap biasanya melatih
para pengganti yang mungkin akan
meneruskannya, atas kemauannya
sendiri. Hanya dengan cara ini para pemimpin bisa
menggandakan diri mereka dan siap
berada di banyak tempat, dan bisa perhatian
kepada banyak hal sekaligus. Tidak
bisa dipungkiri lagi, jika kita memiliki kemampuan
membuat orang lain bekerja, kita
akan mendapatkan bayaran lebih tinggi dari pada
yang kita dapatkan jika melakukan
pekerjaan sendiri. Dengan pengetahuan atas
pekerjaan mereka serta daya tarik
pribadinya, para pemimpin yang efisien benar-benar
meningkatkan efisiensi orang lain
dan mendorong mereka untuk memberikan bukti
lebih banyak dan lebih baik dari
pada yang bisa mereka lakukan tanpa ada dorongan
sang
pemimpin.
5. Kurangnya
Imajinasi.
Tanpa imajinasi, para pemimpin tidak
mampu menghadapi keadaan darurat dan
menciptakan rencana-rencana yang
bisa dipakai untuk memandu para pengikutnya
secaraa
efisien.
6.
Egoisme
Para pemimpin yang mengaku berjasa
paling besar dalam pekerjaan para pengikutnya
pasti akan dibenci. Para pemimpin yang benar-benar hebat tidak mengaku
paling
berjasa. Mereka puas melihat para
pengikutnya mendapatkan para pengikutnya
mendapatkan penghargaan, jika memang
ada, karena mereka tahu bahwa kebanyakan
orang akan bekerja lebih keras
setelah mendapatkan pujian dan penghargaan dari
pada mereka mendapatkan
uang.
7. Sikap
Berlebihan
Para pengikut tidak menghormati seorang
pemimpin yang sikapnya berlebihan.
Terlebih lagi, berbagi bentuk sikap
berlebihan bisa menghancurkan daya tahan dan
vitalitas orang-orang yang
memperturutkannya.
8.
Ketidakpastian
Mungkin, hal ini mestinya muncul
pertama kali. Paraa pemimpin yang tidak setia
kepada kelompok dan teman sejawat
mereka baik yang kedudukannya di atas atau di
bawah mereka tidak bisa mempertahan
lagi kepemimpinan mereka. Ketidakpastian
menjadikan seseorang lebih rendah
daripada debu tanah dan dipandang hina.
Kurangnya kesetiaan adalah salah
satu sebab utama kegagalan dalam berbagai segi
kehidupan.
9. Sikap menekan
“otoritas” sebagai pemimpin
Para pemimpin yang efisien biasanya
memimpin dengan memberikan semangat dan
tidak mencoba menanamkan ketakutan
di hati para pengikutnya. Para pemimpin
yang
mencoba menunjukkan “otoritas”nya
kepada para pengikutnya termasuk ke dalam
ketegori pemimpin melalui paksaan.
Para pemimpin sejati tidak perlu
menunjukkan
fakta itu selain dengan perilaku,
simpati, pengertian, keadilan, dan menunjukkan
pengetahuan mereka terhadap
pekerjaan.
Itulah sebab-sebab kegagalan yang
paling lazim. Satu saja kesalahan ini sudah cukup
untuk menyebabkan kegagalan. Semoga
urain ini bisa bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment