Menjadi orang tua
tidak ada sekolahnya, dengan demikian untuk menjadi orang tua biasanya mereka
berkaca dari apa yang telah mereka alami dulu ketika masih anak-anak. Padahal
bisa jadi, apa yang dialaminya dulu sudah tidak efektif lagi untuk diterapkan
saat ini. Oleh karena itu dalam artikel ini akan diulas bagaimana menjadi orang
tua dambaan anak-anak.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan adalah :
1.
Mau meminta maaf dan mengucapkan terima kasih.
Ketika
orang tua mau melakukan hal itu, anak merasa dirinya dihargai, dan pada akhirnya
anak juga akan melakukan tindakan yang sama
2.
Menepati jika berjanji.
Hendaknya
orang tua menepati janji yang telah disepakati bersama anak, karena jika tidak,
akan membuat anak tidak percaya lagi kepada orangtua nya.
3.
Tidak memberikan “label” pada anak.
Tanpa
disadari pemberian “label” kepada anak bisa mempengaruhi perkembangan jiwa
anak, karena akan mempengaruhi citra anak terhadap dirinya, dan akhirnya citra
semacam itu akan selalu melekat pada dirinya.
4.
Senyum dan memberi sentuhan fisik
Senyum
adalah sodaqoh, dan anak akan berkembang dengan emosi yang positif ketika orang
tua banyak tersenyum kepadanya. Sementara itu ciuman atau belaian singkat akan
memberikan rasa aman bagi anak.
5.
Lebih baik melakukan tindakan daripada sekedar
kata-kata.
Daripada
orang tua teriak-teriak ketika anak tidak merapikan mainannya, akan lebih
efektif jika ibu bersama-sama dengan anakikut membereskan semua
itu.
6.
Lebih merespon ketika anak berbuat negative, daripada ketika anak berbuat
positif.
Ketika
anak berbuat baik, tidak ada komentar ataupun pujian dari orang tua atas
tindakan tersebut, karena orang tua merasa demikian yang seharusnya dilakukan
anak. Akan tetapi ketika anak banyak melakukan tindakan yang negatif, orang tua
justru meresponnya. Hal ini akan menyebabkan anak cenderung mengulang tindakan
negatifnya itu, karena bisa jadi anak berbuat negatif karena ingin mendapatkan
perhatian orang tua.
7.
Tidak mengucapkan kata “jangan”
Daripada
mengatakan “jangan” yang berarti menolak akan lebih baik jika orang tua
menunjukkan alternatif lain atas larangan tersebut. Karena ketika dikatakan
tidak boleh anak justru penasaran dan justru ingin
mencobanya.
8.
Menghargai pertanyaan anak.
Anak
yang banyak bertanya dan bahkan suka “mengganggu” orang tuanya cenderung lebih
cerdas daripada anak yang pasif. Dengan demikian, orang tua yang menstimulasi
anak untuk lebih banyak bertanya dan orang tua juga mau menjawab setiap
pertanyaan anak akan menentukan kecerdasannya anak dikemudian
hari.
9.
Tidak menghukum secara fisik
Karena
ketika pada awalnya hukuman fisik diberikan, anak akan merasakan sakit dan ia
akan menghentikan perilaku negatifnya. Akan tetapi lama kelamaan hukuman fisik
ini tidak efektif lagi, karena anak sudah terbiasa dengan rasa sakit itu,
walaupun orang tua sudah meningkatkan cara pemberian hukuman, yang membuat anak
semakin sakit. Selain tidak efektif untuk menerapkan disiplin, hukuman fisik
juga bisa melukai harga diri anak dan merugikan hubungan anak-orang
tua.
0 comments:
Post a Comment