Berapa orang dari kita
yang pernah memikirkan sungguh-sungguh arti kehidupan ini? Meskipun kita
menjalani hidup kita masing-masing, banyak dari kita yang mempertanyakan apakah
arti kehidupan ini. Kita perlu menyisihkan waktu untuk memikirkan hal ini dengan
serius. Kecuali kita benar-benar memahami kehidupan kita saat ini dan bagaimana
kita menjalaninya, kita tidak bisa merubahnya sesuai dengan keinginan kita.
Terdapat pandangan-pandangan kehidupan yang berbeda dimana orang-orang akan
melihat kehidupan berdasarkan pendidikan, pemahaman, dan pengalaman pribadi
mereka.
Berikut 10 hukum kehidupan sebagai
dasar pemikiran positif.
1. Pengambilan Keputusan
Ada saat tertentu dalam kehidupan
dimana rasanya sulit untuk mengambil keputusan yang tepat. Hal ini mungkin
terjadi karena kita tidak memiliki semua informasi yang kita butuhkan untuk
membuat keputusan yang tepat. Alasan lain ialah karena kita kurang berhati-hati
dalam menghadapi situasi atau masalah tersebut. Faktor lain yang mungkin
berujung pada kesalahan dalam pengambilan keputusan adalah kita merasa tidak
sabaran sehingga kita membuat keputusan yang tergesa-gesa. Pada saat yang
bersamaan, kita harus menganalisa dengan objektif penyebab kegagalan kita.
Analisis objektif semacam ini akan membantu kita dalam usaha kita ke depan. Kita
harus memastikan bahwa kesalahan yang kita lakukan tidak terulang kembali.
Pengalaman masa lalu seharusnya menjadi bekal untuk kesuksesan kita di masa
depan. Antusiasme dan minat yang lebih besar menjadikan kesalahan kita sebagai
batu loncatan untuk kesuksesan di masa mendatang.
2. Seni Memberi
Dimanapun kita tinggal, kita
mendapati bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang sangat miskin dan tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sebagian dari mereka bahkan tidak bisa
makan 2x sehari. Mereka tinggal di rumah yang lapuk. Mereka tidak memiliki
pakaian yang layak untuk dikenakan. Anak-anak mereka terlihat di lingkungan
sekitar kita dan tidak meneruskan pendidikan mereka. Ketika anda telah berada
pada titik dimana anda merasa nyaman, pikirkanlah orang-orang tersebut yang
berjuang susah payah untuk mencari uang demi bertahan hidup. Dalam hal ini, kita
harus menyediakan bantuan bagi mereka dalam bentuk materi maupun bentuk lain.
Beasiswa dapat ditawarkan kepada pelajar yang berasal dari keluarga miskin.
Bantuan juga bisa diberikan untuk perawatan dan biaya rumah sakit bagi pasien
yang miskin. Sebagian dari mereka tidak memiliki tempat berteduh dan terpaksa
tidur di tempat terbuka. Singkat kata, kita bisa menemukan berbagai macam cara
untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan kita harus membantu mereka
tanpa pamrih. Mereka yang berkecukupan harus menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka untuk kegiatan semacam ini.
3. Harapan dan Iman
Nasib bukanlah soal kesempatan;
nasib adalah perihal pilihan. Nasib bukanlah sesuatu yang harus kita tunggu,
namun sesuatu yang harus kita capai. Manusia adalah arsitek dari nasibnya
sendiri. Nasib atau takdir merupakan hasil dari tindakan dan usaha kita. Jika
kita mengetahui kejadian-kejadian yang akan kita alami di tahun mendatang, apa
reaksi kita? Kebanyakan dari kita berpikir: kita sudah mengetahui nasib kita,
jadi mengapa kita harus bekerja? Apapun yang kita lakukan hasilnya akan tetap
sama. Jika anda terus bersikap demikian, anda tidak pernah maju. Tidak akan
pernah ada produk baru maupun penemuan baru. Hanya stagnasi lah yang akan
terjadi. Nasib membuat orang menjadi pasif dan menumpulkan pertumbuhannya. Kita
tidak boleh bergantung pada nasib. Kita harus memahami pentingnya kejujuran dan
kerja keras. Seperti kata pepatah: kerja adalah bagian dari doa. Kerja keras
yang disertai kecerdasan dan ketulusan akan menghasilkan sukses di berbagai
bidang.
4. Hukum Karma
Poin ini khusus bagi mereka yang
percaya akan adanya hukum karma. Berdasarkan hukum karma, setiap akibat pasti
memiliki sebab. Semua terjadi karena ada yang memulainya terlebih dahulu.
Beberapa orang hidup hingga usia 100 tahun bahkan lebih sementara yang lain
meninggal pada usia muda. Beberapa orang meninggal dengan cara yang menyakitkan
dengan terbaring di rumah sakit karena penyakit serius. Sebaliknya, ada
orang-orang yang meninggal tanpa merasa sakit. Pertanyaan dasar yang muncul
dalam benak seseorang adalah: mengapa terdapat begitu banyak perbedaan dalam
kehidupan manusia? Jawabannya sangat sederhana: karena hukum karma. Orang
memperoleh hasil dari pemikiran serta tindakan mereka di kehidupan terdahulu.
Jika seseorang telah hidup dengan jujur, membantu orang-orang di sekelilingnya;
cepat atau lambat ia akan memperoleh imbalannya. Orang-orang yang memiliki
kehidupan yang baik dan nyaman kemungkinan telah melakukan banyak perbuatan baik
semasa hidupnya dulu; dan sebaliknya. Jiwa bersifat abadi dan selalu ada. Jiwa
tidak pernah bisa ditenggelamkan ke dalam air atau dibakar dengan api. Tujuan
utama dari jiwa adalah untuk mencapai tahap kesadaran diri dan kesempurnaan.
Jiwa harus melalui beberapa tahap kelahiran dan kematian hingga akhirnya jiwa
tersebut bisa mencapai tujuan akhirnya. Namun, jiwa bisa mencapai tujuan
akhirnya jika jiwa tersebut tidak lagi memiliki hasrat, semua urusan-urusan
telah dituntaskan dan tidak ada lagi beban yang
ditanggungnya.
5. Manusia Harus Menghormati Sesamanya
Pada pandangan pertama, poin ini
nampaknya berhubungan dengan aspek moral kehidupan. Tidak diragukan lagi,
pertanyaan terhadap integritas moral cukup penting namun poin ini memiliki arti
yang lebih mendalam. Seringkali, seseorang merasa dipermalukan oleh atasannya
dan di hadapan rekan-rekan kerjanya. Jika dia terus dipermalukan di kantor atau
di antara teman-temannya; ia akan kehilangan harga diri. Orang yang mengalami
ini tidak saja akan merasa tidak berdaya dan terganggu, ia akan cenderung tidak
menghargai atasannya dan bahkan menggunakan bahasa yang kasar. Dalam situasi
semacam ini, sangat disarankan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja maupun
lingkungan meskipun dalam situasi tertentu hal ini tidak memungkinkan. Sebagai
alternatif, ia seharusnya berterus terang kepada atasannya mengenai perasaan dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi pekerjaannya. Atasannya seharusnya cukup
dewasa untuk memahami bahwa ia harus menghargai bawahannya. Dengan melakukan
ini, hubungan antara atasan dan bawahan akan membaik dan akan tercipta
keharmonisan diantara mereka berdua.
6. Manusia Harus Memiliki Kepuasan atas Kebutuhan Sosialnya
Manusia harus memiliki kehidupan
sosial karena ia tidak dapat hidup seorang diri. Kecuali bagi mereka yang
menjauhkan diri dari kehidupan materi dan mencari pencerahan jiwa; manusia
membutuhkan interaksi sosial. Pada jaman dahulu, dalam sistem keluarga,
kebutuhan sosial dapat terpenuhi dengan interaksi antar anggota keluarga. Namun
dengan meningkatnya jumlah keluarga inti, manusia nyaris putus hubungan dengan
interaksi sosial. Di kota-kota besar di tengah padatnya penduduk, seseorang bisa
merasa terisolasi. Ia hidup di tengah-tengah orang asing. Ia harus memenuhi
kebutuhan sosialnya dan menemukan cara untuk bercengkrama dengan lingkungan
sekitarnya. Ia bisa bergabung dengan klub sosial atau asosiasi dimana ia bisa
menghabiskan waktu dan berinteraksi dengan sesama anggota yang memiliki kesamaan
minat. Para orang tua sebaiknya tidak terlalu
mengekang kehidupan sosial anak-anak mereka. Jika mereka melarang anak-anak
untuk bergaul dengan kawan-kawannya, orang tua seharusnya sadar bahwa hal itu
akan menghambat pertumbuhan mereka.
7. Manusia Harus Memperoleh Rasa Superioritas (Setidaknya) Dalam 1 Hal
Jadilah ahli dalam beberapa
bidang. Manusia harus memilh pekerjaan sesuai dengan keahliannya, meskipun
seringkali kebebasan untuk memilih pekerjaan tidaklah mungkin. Intinya adalah
pekerjaan apapun yang ia lakukan, ia harus menjadi ahli dalam pekerjaannya, dan
dari situlah ia akan mendapatkan rasa hormat dari kelompoknya. Keahlian ini
harus terus ia miliki sepanjang hidupnya. Sebagai contoh, mari kita lihat dari
bidang akademis. Seorang professor mengajar sebuah mata pelajaran dalam
kelas-kelas tingkat lanjut di sebuah universitas. Ia tidak hanya harus memiliki
pengetahuan yang cukup terhadap mata pelajaran yang ia ajarkan, ia juga harus
mengajar dengan cara yang bisa dipahami murid-muridnya. Jika para murid
menganggap ia bisa mengajar dengan baik, mereka akan bersemangat untuk hadir
dalam mata kuliahnya dan memberikan rasa hormat baginya. Sang professor akan
merasa sangat senang jika ia mengetahui bahwa mata pelajaran yang ia ajarkan
dapat diterima dengan baik dan dihargai.
8. Energi Harus Disalurkan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering menemukan orang tua yang mencegah anak-anak mereka melakukan hal yang
mereka minati. Jika si anak menentang keinginan orang tua nya , orang tua akan
menegurnya dan meminta agar hal tersebut tidak mereka lakukan lagi. Hal ini
mungkin akan berhasil untuk sementara waktu namun jika sering dilakukan, hal ini
akan berdampak buruk bagi pertumbuhan anak. Jika si anak berada pada rentang
usia 14-20 tahun, ia akan memberontak dan melawan ayahnya secara terbuka.
Sebagai contoh, ketika air mendidih, uap dengan dorongan tenaga kuat akan
dihasilkan. Nah, jika tidak ada pelepasan dan air terus mendidih, akan terjadi
ledakan. Intinya adalah jika seseorang memiliki dorongan untuk melakukan
sesuatu, tidak disarankan untuk menekan dorongan tersebut. Menekan “dorongan
tersebut” akan berakibat pada kemunduran kehidupan orang yang bersangkutan. Hal
itu akan merampas kepribadian unik dari orang
tersebut.
9. Manusia Harus Mendengarkan Suara Hatinya
Untuk mencapai kehidupan yang
terorganisir, manusia harus mematuhi suara hatinya. Bahkan, poin ini adalah
hukum terpenting dari hukum-hukum yang sudah ada. Jika manusia tidak mampu
mendengarkan suara hatinya, ia tidak akan mampu mengendalikan dan mengarahkan
hidupnya. Perlu dicatat juga bahwa kita tidak pernah bisa memutuskan apa yang
harus dilakukan orang lain. Namun kita bisa mendengar suara hati kita yang akan
memberi tahu kita apa yang harus kita lakukan. Sekali lagi, orang tua memiliki
peran besar untuk mendorong anak-anak mereka; semakin mereka dewasa mereka harus
mengarahkan kehidupan mereka. Untuk hal ini, orang tua harus memberikan
pengarahan sehingga mereka bisa mengetahui bagaimana intuisi mereka bisa
menuntun kehidupan mereka. Jika seseorang telah mengembangkan kebiasaan
bermeditasi, akan terasa lebih mudah untuk mendengarkan suara hati. Meditasi
juga akan membawanya menuju kebangkitan spiritual.
10. Harus Mengatur dan Mengarahkan Hidupnya
Hukum fundamental ini mengatakan
bahwa manusia harus menguasai kehidupannya. Ia harus mampu membentuk
kehidupannya sesuai dengan keahlian dan minatnya. Namun, hal ini mungkin terjadi
jika ia memeiliki kehidupan yang teratur. Ia harus memastikan bahwa seluruh
kegiatannya memiliki waktu sehingga ia memiliki kehidupan yang seimbang.
Kehidupan demikian akan membantu menghindari waktu terbuang sia-sia dan
memungkinkan manusia untuk memberikan hasil yang maksimal dan di waktu yang
bersamaan menyediakan relaksasi dan suka cita bagi dirinya sendiri. Saat ini,
banyak hal yang berubah dengan cepat. Dunia telah menjadi pemukiman global.
Perubahan teknologi berlangsung setiap harinya. Oleh sebab itu sangatlah penting
bagi manusia untuk tetap mengikuti perubahan jaman. Hal ini mungkin terjadi jika
anda memiliki rasa ingin tahu untuk terus mempelajari hal-hal baru. Anda tidak
boleh menunda proses pembelajaran. Jika anda menunda proses tersebut, anda akan
mendapatkan diri anda terjebak dalam bidang anda. Dalam dunia yang kompetitif,
banyak orang yang akan mendahului anda. Hal ini akan meruntuhkan semangat anda
dan membuat anda merasa frustasi.
0 comments:
Post a Comment