1.
MAAF
Jangan segan-segan untuk mengucapkan maaf.
Mungkin sebagian orang merasa pantang untuk mengucapkan kata ini, karena banyak
anggapan bahwa orang yang meminta maaf akan dianggap lemah, kalah, atau tidak
berdaya..
Benarkah ? tidak.. kata maaf dapat memunculkan sifat rendah hati,
“Maaf” membuat kita bisa menerima keadaan diri kita.. sebagai seorang manusia
biasa, yang nggak mungkin luput dari kesalahan.
“Maaf” dapat membantu
kita dalam ‘proses mengampuni’ diri sendiri – yang pada akhirnya dapat membawa
ke proses ‘mengampuni orang lain’. “Maaf” bukan berarti kalah, sebaliknya, maaf
membuat kita belajar menghargai orang lain yang pada akhirnya akan membawa
‘kemenangan tak terduga’ pada diri kita – “Maaf” memberi pelajaran bahwa
‘kebenaran adalah hak bagi semua orang’.
Bahkan, kadangkala “maaf” dapat
membuat musuh-musuh kita malu, malu akan dirinya sendiri, malu akan kesombongan
dan keangkuhan yang selalu ia pegang selama ini (Apalagi kalau dia betul-betul
tahu bahwa sebenarnya kesalahan ada pada dirinya sendiri).
Dan jangan
takut untuk meminta maaf !!! dan jangan pernah khawatir “Maaf”-mu tidak
diterima.. Bukankah di dalam lubuk hati terdalam setiap manusia, akan selalu ada
keinginan untuk memaafkan dan mengampuni orang lain ?
So.. Jangan ragu-ragu
untuk mengucapkan kata “Maaf” – dan buka hati anda, serta hancurkan kesombongan
itu !
2.
TOLONG
Setiap orang tahu, kalau kita adalah makhluk
sosial – makhluk yang tak mungkin mampu hidup sendiri tanpa orang lain. So..
kata “Tolong” adalah kata yang ‘sangat wajar diucapkan’.
“Tolong” membuat
kita menyadari keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam diri kita.. “tolong”
membuat kita ‘lebih mampu’ menerima diri kita sendiri – secara apa adanya.
“Tolong” membuat kita lebih mampu untuk melihat secara jernih.. apa yang bisa
dan apa yang tidak bisa kita lakukan – dan dalam proses lebih lanjut hal ini
dapat membantu kita untuk menerima setiap kekurangan yang ada dalam diri
kita.
Sebagian orang merasa ‘malu’ untuk berkata “tolong” ..kenapa ?
karena secara tidak sadar kita memang ‘terdidik’ untuk menjadi ‘mandiri’..
MANDIRI ? .. TIDAK !! Mandiri bukan berarti kita tidak membutuhkan orang lain,
mandiri bukan berarti menjadi egois dan tidak pernah melibatkan orang lain.
Mandiri adalah sebuah proses penemuan jati diri – dan setahuku kata “Tolong”
akan sangat dibutuhkan untuk menuju kemandirian.. dan jika tidak – anda akan
tersesat kepada keegoisan semata.
Jangan ragu-ragu untuk meminta tolong
kepada seseorang.. tahukah anda bahwa di dalam hati seseorang pasti selalu ada
keinginan untuk menolong orang lain ? bahwa selalu muncul harapan agar bisa
membantu dan berarti bagi orang lain ? Yup !! ini adalah insting alami yang
diberikan Tuhan kepada setiap manusia.
So.. hargailah orang lain dengan
meminta ‘tolong’ kepadamu.. buatlah dia merasa berharga di hidupmu, biarkan dia
merasa lega dan bahagia karena bisa menolong anda.. Jangan malu untuk meminta
tolong kepada orang lain.. termasuk orang-orang yang anda benci – karena
biasanya kebencian itu akan ‘runtuh’ saat kasih mengalir dalam sebuah
pertolongan yang tulus.
3.
TERIMA KASIH
Terima kasih ? yup.. kata-kata yang sering kita
lupakan saat kita menerima bantuan dari orang lain. Memang, bagi sebagian orang
– sangat sulit untuk mengucapkan ini. Kenapa? karena “terima kasih” membutuhkan
ketulusan, “terima kasih” membutuhkan tatapan mata yang hangat, “terima kasih”
membutuhkan sentuhan kasih… sudahkah kita lupa akan hal-hal ini ?
Kita
harus menyadari, bahwa sebenarnya bantuan yang diberikan orang lain kepada kita
– apapun itu – tidak akan bisa tergantikan. Banyak orang berusaha ‘membalas
budi’ kepada orang lain.. tetapi seringkali hal ini malah melahirkan kekecewaan
bahkan permusuhan.
kenapa? karena tidak akan ada budi yang bisa
terbalaskan.. mata tidak mungkin diganti dengan mata – gigi tidak mungkin
digantikan dengan gigi – dan hidup tidak akan mungkin digantikan dengan hidup
!
Bagaimana jika yang memberi bantuan tersebut adalah bukan orang yang
kita kenal ? bagaimana jika yang memberi bantuan tersebut adalah orang tua kita
? bagaimana jika yang memberi bantuan tersebut adalah seorang malaikat ? dan
bagaimana jika yang memberi bantuan tersebut adalah Tuhan ? mampukah kita
‘membalas-Nya’ ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment