"Seorang yang
penuh syukur akan berterimakasih dalam segala situasi. Seorang pengeluh akan
tetap mengeluh sekalipun ia hidup di dalam surga"
Anonim
Suatu hari saya berniat
pergi ke sebuah kantor dengan menggunakan taxi. Tidak lama kemudian taxi
tersebut terhenti di persimpangan lampu merah. Saat itu cuaca sangat panas,
namun tiba-tiba saya merinding; bukan karena saya melihat hantu, tetapi justru
karena saya melihat seorang bapak tua yang berdiri tegar berjalan dengan satu
kaki yang di bantu tongkat penyangga separuh tubuhnya yang terkena stroke dan
tangan kirinya membawa kacang goreng yang ditawarkan di sepanjang lampu merah
tersebut. saya terus mengamatinya dari jauh hingga hampir mendekat dimana taxi
saya berhenti. Cuaca tak bersahabat yang membakar kulit tak menyurutkan bapak
tua itu untuk terus mencari uang walaupun dari deretan mobil paling depan tidak
ada satupun yang membeli barang dagangannya.
Di lain kesempatan saya
pernah menyaksikan ada seorang buta yang berjualan krupuk di sekitar lampu merah
di tempat yang sama saat saya melihat penjual kacang goreng tadi. Memang saya
pernah mendengar dari orang sekitar kalau ada seorang yang berjualan krupuk
namun cacat. Dan tahukah Anda bagaimana ia memulai aktivitasnya? Tanpa bantuan
dari siapapun, ia mulai berjualan ditemani tongkat tua yang menuntunnya di
sepanjang jalan yang sangat terik itu tanpa
mengeluh.
Apa perasaan saya ketika
melihat kedua orang itu? Jujur, saya pribadi malu ketika saya yang dalam kondisi
lebih baik dari mereka terkadang justru bersikap tidak sesempurna mereka. Mereka
adalah petarung yang sebenarnya. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh
seorang petarung sejati adalah mengakui keadaan dirinya
sendiri.
Moral cerita yang ingin
saya katakan adalah apakah yang akan Anda lakukan terhadap diri Anda yang
sempurna ini? Maukah Anda mengakui bahwa tubuh Anda yang sempurna adalah tidak
sempurna? Dewasa ini dalam keadaan yang semakin sulit, mungkin saja ada orang
yang malu mengakui kekurangannya, tapi bagaimana dengan Anda? Pengalaman ini
merupakan sebuah cermin bagi siapa saja termasuk saya karena saya pun mengalami
keterpurukan. Banyak cibiran, perendahan, dan bahkan penghinaan yang saya terima
dahulu. Namun semua bentuk hinaan itu justru membakar jiwa saya untuk
mengeluarkan potensi terbaik dengan bekerja keras dan ketekunan itu telah
merubah segalanya. Sukses juga memiliki mata sekalipun ia tidak memiliki mata
secara harafiah. Seperti dua orang luar biasa yang saya uraikan di atas,
keterbatasannya bukan merupakan pembatas baginya untuk terus berkarya dalam
ketidakpastian dunia ini. Apa yang mereka lakukan untuk terus berjuang
habis-habisan senada dengan 6 kunci produktifitas dari Brian
Tracy.
1. Kerja keras.
Penjual kerupuk dan kacang
goreng telah melakukan sebuah kebiasaan brilliant yang tidak semua orang sadari
dan lakukan yakni kerja keras. Percayakah Anda jika merekapun membutuhkan waktu
untuk membangun kebiasaan mereka untuk bekerja keras? Anda harus percaya karena
tidak ada sesuatu yang sifatnya kebetulan. Air hujan pun tidak pernah turun
secara kebetulan bukan?
2. Bekerja dengan
cepat.
Banyak dari kita bereaksi
sangat lambat atau bahkan tidak bereaksi sama sekali terhadap peluang yang
sangat besar yang berada dihadapan kita. Mungkin Anda menganggap saya bercanda,
tapi tunggu dulu saya akan berikan bukti kepada Anda dengan beberapa pertanyaan
dan kemudian Anda jawab. Berapa banyak orang yang Anda bantu ketika Anda di
minta bantuan oleh orang lain? Saya tidak mengatakan kalau Anda tidak mau
membantu, tapi kenyataan yang ada adalah kebanyakan reaksi spontan yang sangat
cepat terjadi untuk menolak entah dengan berbagai cara. Berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh kedua penjual itu. Mereka menyadari bahwa keterbatasannya memaksa
mereka untuk bekerja lebih cepat dan lebih keras dari orang yang memiliki fisik
normal, karena jika tidak maka mereka tidak bisa bertahan
hidup.
3. Bekerja dengan
cerdas.
Banyak orang rata-rata
sibuk atau bahkan menyibukkan diri mereka agar tampak seolah mereka benar-benar
sibuk. Sadarkah Anda bahwa apa yang mereka sedang lakukan adalah membunuh diri
mereka secara perlahan tanpa mereka sadari. Benjamin Tregoe menuliskan bahwa
"Penggunaan waktu yang sangat buruk adalah melakukan dengan baik sesuatu yang
seharusnya tidak dilakukan". Kedua petarung jalanan diatas menyadari sepenuhnya
bahwa penggunaan waktu untuk bekerja dengan cerdas adalah kunci mendapatkan
uang.
4. Bekerja dengan kekuatan
Anda.
Tahukah Anda dimanakah
kekuatan sejati Anda terlihat? Kekuatan sejati Anda yang sebenarnya terlihat
justru dalam keadaan-keadaan yang kritis. Kita yang memiliki tubuh normal
seringkali tidak mengetahui kekuatan besar yang ada didalam diri. Apakah mudah
bagi seorang yang tidak mampu melihat untuk berjualan dijalanan? Apakah mudah
bagi seorang tua yang terkena stroke untuk berjualan kacang goreng? Tidak mudah
bukan? Mereka bekerja dengan kekuatan mereka sendiri dengan memulai melangkah
seberat apapun demi kelangsungan hidup mereka. Kekuatan mereka telah
memungkinkan mereka untuk bekerja dan melakukan sesuatu lebih cepat dan baik
ketika merespon pembeli. Semakin banyak waktu yang Anda gunakan untuk melakukan
sesuatu, Anda akan semakin baik dalam melakukan aktivitas
tersebut.
5. Bekerja dengan lebih
efisien.
Percayakah Anda jika kedua
penjual jalanan yang saya uraikan itu benar-benar melakukan sesuatu yang
mencengangkan? Banyak penjual asongan di jalan tidak melakukannya. Kebanyakan
mereka berjualan pada jam-jam sibuk atau saat istirahat kantor. Namun justru apa
yang dilakukan kedua penjual ini justru berjualan disaat yang sebaliknya karena
pada jam-jam sibuk para pengguna jalan berfokus kepada tujuannya agar mereka
dapat sampai dengan segera sedangkan pada situasi biasa sangat memungkinkan
pengguna jalan untuk lebih memperhatikan keadaan disekitarnya sehingga
memungkinkan produk mereka di beli. Disini, penjual jalanan itu telah
membuktikan bahwa kerja cerdas dan efisien jauh lebih mendatangkan
keuntungan.
6. Bekerja lebih
baik.
"If better is possible,
Good is not enough", tentu Anda tidak asing dengan sebuah pepatah klasik yang
sarat makna ini. Pepatah tersebut menekankan dengan jelas, jika Anda melakukan
sesuatu dengan baik saja itu tidaklah cukup karena kompetitor Anda melakukan
sesuatu yang jauh lebih dahsyat dari apa yang Anda lakukan. Seorang Bapak
penjual kacang goreng dan penjual krupuk juga mengalami kompetisi yang serupa
dan bahkan lebih keras karena keadaan mereka. Mereka bersaing justru dengan
orang-orang yang normal secara fisik dan harus bekerja lebih
baik.
Dr. Victor Frankl
mengatakan terdapat empat kelompok pekerjaan yang dapat Anda lakukan. Pertama,
pekerjaan yang sulit untuk di pelajari dan sulit untuk dilakukan; kedua,
pekerjaan yang sulit untuk dipelajari namun mudah untuk dilakukan; ketiga,
pekerjaan yang mudah untuk dipelajari namun sulit dilakukan, dan yang terakhir
keempat adalah pekerjaan yang mudah untuk dipelajari dan mudah untuk
dilakukan.
Dari keempat kelompok
pekerjaan diatas, Anda tentu dapat menilai berada di manakah keberadaan Anda
saat ini dan Anda mengerti kelompok pekerjaan yang mana yang menghasilkan
sesuatu yang spektakuler? Ya, Anda benar. Anda harus mengambil pekerjaan yang
sulit bahkan yang sangat sulit untuk dilakukan karena pasti kelompok pekerjaan
ini sangat dijauhi oleh kebanyakan orang. Seperti ungkapan seorang John F
Kennedy ketika melontarkan ide luar biasa mendaratkan manusia ke bulan dan
membawanya kembali dengan selamat ke bumi bahwa "Ia melakukannya justru bukan
karena hal itu mudah, tetapi justru karena hal ini sangat
sulit".
0 comments:
Post a Comment