FREE $25

Wednesday, April 25, 2012

BELAJAR DARI POHON BUAH

Hari ini cuaca sangat panas sekali. Pangeran merasa ingin jalan-jalan di sekitar Istana Cinta tuk menghirup udara segar. Ketika berjalan-jalan, Pangeran melihat sebuah pohon jambu yang sangat rindang, buahnya pun banyak. Dalam hati terfikir sepertinya menyenangkan duduk-duduk dibawah pohon itu sambil menikmati udara segar disekelilingnya. Akhirnya kuputuskan tuk duduk dibawah pohon itu sembari memetik buah jambu dan menikmatinya. Hmmmm.... begitu manis dan segar sekali buah ini. Oh....buah.. Maha Suci Tuhan yang telah menciptakanmu dengan bentuk dan rasamu yang begitu nikmat. Kemudian tiba-tiba datang orang yang tak kukenal menghampiri. "Assalamu'alaikum Pangeran" orang itu menyapa, "Wa'alaikum Salam Warohmatullah" jawabku. "Bolehkah aku memetik dan ikut merasakan buah jambu ini?" Pinta orang tsb. "Tentu saja, ambillah seberapa kamu mau" jawabku. "Terima kasih Pangeran". Setelah dia memetik dan memakan buah jambu itu, kemudian dia berkata, "Pangeran, buah ini manis dan segar rasanya, apakah Pangeran tau maknanya?" "Apa maksudnya aku tak mengerti?" jawabku. "Pangeran, sebuah benih itu haruslah ditanam di saat yang tepat. Ketika ia mulai tumbuh, akarnya menyelusup jauh ke dalam tanah, memeluk dari semua penjuru. Kemudian benihnya segera tumbuh menjadi sebuah pohon. Seiring perjalanan waktu, pohonnya akan semakin membesar, lalu berbunga dan berbuah. Tatkala berbuah, buahnya tampak tidak lagi memiliki ikatan dengan tanah (bumi), walaupun pohonnya terikat ke dengan tanah, namun buahnya justru terhubung kepada manusia dan makhluk sekitarnya" "Apa itu artinya?" tanyaku. "Pangeran, kau harus hidup layaknya pohon ini. Walaupun kau telah tumbuh begitu tinggi, sama seperti pohon, keterikatan akalmu, pemikiranmu, dan hasratmu masih pada bumi dan keduniaan. Tapi, sebanyak apa pun keterikatanmu pada dunia, jika kau ingin menemukan bahagia, jika kau ingin menapaki jalan menuju-Nya, engkau, doa-doamu dan ibadahmu harus seperti pohon. Walaupun sebuah pohon terikat ke tanah, buahnya sama sekali tak terikat dengan tanah. Ia memberikan buahnya untuk semua mahluk. Walaupun kau terikat pada dunia seperti pohon, niatmu harus seperti sebuah pohon terhadap buahnya. Doa-doamu, pengabdianmu, ibadah-ibadahmu, keunggulan-keunggulanmu maupun semua yang kau lakukan harus terhubung dengan Tuhan, dan kau harus melakukan pekerjaanmu dengan diniatkan untuk kemaslahatan semua makhluk, bukan untuk dirimu sendiri. Maka setelah itu, barulah kau akan berjalan dengan baik ketika menapaki jalan menuju-Nya."

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...